Dalam monev tersebut juga dilakukan penandatanganan perjanjian kerjasama bersama seluruh klinik dan faskes di mimika terkait penanganan malaria dengan menentukan kelompok prioritas penanganan malaria yang diantaranya setiap pasien wajib memiliki hasil pemeriksaan dokter dan pemeriksaan laboratorium, pasien malaria akan diberikan kartu kontrol malaria, untuk obat malaria dhp atau pil biru saat ini hanya di prioritaskan kepada ibu hamil, balita dan lansia sebagai kelompok rentan malaria.
Dikatakan kepala dinas kesehatan mimika reynold ubra, kurangnya kepatuhan minum obat malaria hingga tuntas terutama pil primakuin atau pil coklat oleh penderita malaria menjadi salahsatu faktor penyebab timbulnya malaria berulang selain faktor kebersihan lingkungan.
Untuk kedepan pihaknya akan melakukan pertemuan bersama para tokoh di mimika untuk melakukan sosialisasi kepatuhan minum obat malaria yang diharapkan dapat menjadi perpanjangan tangan dinas dalam mengedukasi masyarakat.